Namun, tidak demikian halnya bagi pelancong dewasa atau introver. Bagi mereka, menginap di hostel mungkin akan dihindari. Alasannya, minimnya ruang pribadi.
Kini, kekhawatiran pelancong yang butuh suasana privasi saat menginap di hostel bakal bisa teratasi. Ada tren di kalangan pengelola hostel atau penginapan ala asrama di sejumlah negara untuk meluaskan target pasarnya.
Baca juga : Turisme Global Kembali Menggeliat
Jika selama ini hostel biasanya hanya menyediakan kamar bersama dengan target konsumen anak-anak muda yang ingin berkeliling dunia dan bisa berkenalan dengan banyak orang, dengan biaya hemat, kini situasi mulai berubah. Sekarang, hostel juga menyediakan kamar pribadi dan kemewahan ala hotel, seperti fasilitas kolam renang atau spa. Ada semacam shifting, pergeseran dalam melayani tamu hostel.
Dan, ini salah satu yang terpenting, semua kemewahan tambahan tersebut dilakukan tanpa mengurangi semangat berkomunitas yang diusung hostel sejak awal.
Salah satu hostel yang mencoba shifting tersebut adalah Hostel Selina Boquete di Panama, negara di kawasan Amerika Tengah. Hostel ini masih mempertahankan kamar untuk menginap bersama, yang disebut ruang komunitas. Namun, hostel itu juga menawarkan kamar pribadi bergaya hotel.
Pilihan kamar-kamarnya juga unik. Ada yang bergaya kamar kapsul, terbuat dari silinder beton daur ulang.
Baca juga : Cegah Kantong Kendur, Atur-atur Keuangan Berlibur
Layaknya hotel, minuman selamat datang disajikan Hostel Selina Boquete di malam hari. Pada malam-malam tertentu, tamu disuguhi pertunjukan musik secara langsung (live music).
Layaknya hotel, minuman selamat datang disajikan Hostel Selina Boquete di malam hari. Pada malam-malam tertentu, tamu disuguhi pertunjukan live music.
”Sejujurnya, (hostel) ini terasa seperti sebuah resor dan lebih baik daripada Airbnb. Suasananya tenang, inilah yang saya cari di Airbnb. Namun, tempat ini memiliki lebih banyak fasilitas dan lokasi yang lebih baik,” kata Melissa Middlestadt asal Kanada, penulis blog My Beautiful Passport, tentang pengalamannya menginap di Selina Boquete.
Sebagai nilai tambah, kamar pribadi yang dia pesan di hostel itu lebih murah 50-100 dollar AS per malam dibandingkan dengan harga yang harus ia bayar untuk kamar Airbnb di dekatnya.
Tak hanya di Panama, beberapa hostel di negara lain baru-baru ini bertransformasi untuk menarik konsumen lebih luas. Target pelanggan mereka adalah wisatawan yang tidak mau menginap satu kamar bersama tamu lain atau wisatawan yang mencari fasilitas kelas atas.
Baca juga : Pariwisata Berkelanjutan Masa Depan Turisme Nasional
Grand Ferdinand di Vienna, Austria, salah satunya. Hostel ini menonjolkan kemewahan dengan kolam renang dengan air panas di bagian atap gedung. Hostel lain mempromosikan kegiatan ramah anak. HI Pigeon Point Lighthouse Hostel di Pescadero, California, AS, memiliki kolam air pasang dan ruang keluarga pribadi.
Middlestadt mengatakan, dirinya biasanya memesan Airbnb dan kadang-kadang hotel. Dulunya, bagi dia, hostel adalah pilihan terakhir. Namun, sekarang, jika harga tarif hotel atau pengeluaran liburan melebihi anggaran di kantongnya, Middlestadt semakin lebih terbuka untuk menginap di hostel.
Dulu, satu-satunya penghalang baginya untuk menginap di hostel adalah berbagi kamar dan pesta-pesta yang bising. Kini, dengan fasilitas yang ditawarkan banyak hostel, dua halangan itu dapat dihindari.
Lebih murah
Tarif hostel biasanya lebih murah dibandingkan hotel. Di San Francisco, yang terkenal mahal, rata-rata tarif kamar hotel harian pada 2022 adalah 231 dollar AS dan diperkirakan naik menjadi 246 dollar AS pada 2023. Itu data yang diperoleh San Francisco Travel Association.
Sementara tarif di Hostel HI San Francisco Fisherman's Wharf, kurang dari 30 dollar AS untuk menginap di kamar bersama tamu lain. Jika tamu menginginkan kamar pribadi, tarifnya 100 dollar AS. Tarif ini sudah termasuk Wi-Fi, sarapan, dan penitipan bagasi. Jelas, biaya itu jauh lebih murah daripada tarif menginap di hotel, yang bisa hampir tiga kali lipat lebih mahal.
Hostel dapat menggabungkan konsep hotel dan tempat penyewaan keperluan liburan. Sebagaimana hotel, hostel biasanya berada di lokasi strategis. Tak ketinggalan, ada pula petugas di penginapan. Hal ini berbeda dengan Airbnb yang umumnya berada di permukiman tanpa petugas di lokasi.
Dibandingkan Airbnb, hostel memang cenderung memberikan pengalaman dan banyak aktivitas sosial, yaitu kegiatan di area umum atau aktivitas kelompok, seperti penjelajahan pub, tur jalan kaki, dan kelas memasak bersama.
Bisnis berkembang
Jaringan hostel a&o Hotels and Hostels yang berbasis di Berlin, Jerman, mengumumkan pendapatan naik 47 persen pada 2023. Kenaikan ini merupakan rekor pendapatan untuk pendapatan tahunan paruh pertama.
Adapun Hostelling International USA (HI USA) mengatakan telah terjadi peningkatan okupansi sebesar 10 persen dari tahun 2022. Peningkatan okupansi dari tahun 2021 bahkan mencapai 360 persen.
Beberapa lokasi mengalami peningkatan yang lebih besar lagi. Di HI NYC, New York, AS, tingkat hunian untuk hostel yang paling banyak dipesan oleh perusahaan telah melampaui level tahun 2019.
Airbnb juga memiliki kinerja keuangan yang kuat akhir-akhir ini, termasuk pertumbuhan pendapatan sebesar 18 persen dari tahun ke tahun pada kuartal ketiga tahun 2023. Kenaikan ini merupakan pertanda kembalinya bisnis Airbnb.
Baca juga : Sisa-sisa Kejayaan di Jalan Jaksa Jakarta
Namun, bagi wisatawan yang masih berhitung soal harga, hostel menjadi alternatif yang menarik. ”Meskipun saya masih menyukai Airbnb, biaya kebersihan tidak terkendali. Tidak masuk akal bagi saya untuk membayar ekstra ketika saya bisa menggunakan uang itu di tempat lain dalam perjalanan saya,” ujar Middlestadt.
Perbandingan
Sementara itu, bisnis Airbnb tengah menghadapi tantangan berat. Salah satu penyebabnya, beberapa kota besar telah melarangnya. Di antaranya adalah Florence di Italia, seperti diberitakan The Guardian, dan di New York City di AS, sebagaimana dilansir The New York Times.
Pelarangan Airbnb ini bertujuan untuk menyediakan perumahan yang lebih murah bagi warga lokal. Maraknya penggunaan apartemen dan hunian untuk disewakan di Airbnb dinilai telah membuat hunian makin langka dan harganya meroket.
Maraknya penggunaan apartemen dan hunian untuk disewakan di Airbnb dinilai telah membuat hunian makin langka dan harganya meroket.
Pada awalnya, Airbnb berupaya menghubungkan wisatawan dengan penduduk setempat. Perusahaan ini dimulai pada tahun 2007 setelah para pendirinya mengubah apartemen mereka menjadi tempat tidur dan tempat sarapan darurat setelah hotel-hotel terjual habis karena konferensi lokal.
”Tamu kami datang sebagai orang asing, tetapi mereka pergi sebagai teman kami,” tulis pendiri Brian Chesky, Joe Gebbia, dan Nathan Blecharczyk dalam surat yang dilampirkan pada pengajuan S-1 perusahaan untuk penawaran saham perdana tahun 2020.
Namun, persahabatan antara tuan rumah dan tamu sangat jarang terjadi akhir-akhir ini. Tantangan lain adalah tamu keberatan karena ternyata ada biaya tersembunyi, seperti ongkos pembersihan. Baru pada tahun ini Airbnb menerapkan tombol yang menampilkan ongkos pembersihan di muka.
Baca juga : Travelling yang Kini Serba Terbatas
Hotel pun menghadapi tantangannya sendiri. Tahun 2023 mencatat kenaikan harga penginapan yang mencapai rekor tertinggi, mulai dari hotel, persewaan liburan, hingga hostel. Menurut data indeks harga konsumen dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS, harga tertinggi penginapan terjadi pada Juni 2023.
Khusus hotel, upayanya untuk mengurangi layanan, seperti layanan kebersihan harian, ditambah dengan kenaikan biaya resor justru membuat hotel lebih tidak menarik. Akomodasi itu terasa bernilai lebih rendah dengan biaya lebih tinggi dibandingkan penginapan model lain. (AP)
"tren" - Google Berita
December 02, 2023 at 01:37PM
https://ift.tt/va9Unfe
Tren Hostel Rasa Hotel, Menginap Murah Pun Terasa Mewah - kompas.id
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/KeByZ7I
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tren Hostel Rasa Hotel, Menginap Murah Pun Terasa Mewah - kompas.id"
Posting Komentar