Search

Tren Pengemis Online Tebar 'Norek' di Saat Banjir BLT Jokowi - CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah banjirnya bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), banyak pengemis online dari masyarakat yang berbondong-bondong menyerbu media sosial dan laman komentar media online menebar nomor rekening mereka.

Tujuannya tak lain, meminta masyarakat untuk welas asih kepada mereka yang mengaku miskin atau terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan dirumahkan sementara.

Pemandangan ini tak jarang ditemui di tengah dampak ekonomi dan sosial akibat penyebaran virus corona atau penyakit covid-19.


Dari pantauan, salah satu pemilik akun Twitter menulis: Maaf saya minta tolong tuk beli beras tuk makan saya sekeluarga 4 orang. Tolonglah bantu saya karena saya lagi sakit dan anak saya lapar mau makan, tolong bantuan ditransfer ke rekening BCA 0950xxxxxx atas nama xx, terima kasih. Tak hanya nama dan nomor rekening, nomor telepon pun turut disertakan pemilik akun dengan harapan menerima uluran bantuan dari para warga net.

Berbagai komentar serupa mulai bermunculan dalam dua pekan terakhir, isinya tak jauh berbeda. Nama dan nomor rekening disertai pesan memelas akan kondisi yang tengah dihadapi terselip di antara komentar-komentar lainnya.

"Saya driver gojek yang terkena dampak covid-19, sudah hampir dua bulan pendapatan saya sangat minim. Untuk saudara-saudari yang dermawan, mohon bantuannya untuk keperluan keluarga saya. BCA 524xxxxxxx a/n," tulis Feri M.

Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Kepresidenan Donny Gahral menyebut fenomena tersebut disebabkan oleh dampak perekonomian yang tengah mencekik masyarakat di tengah pandemi virus corona.

Ia mengaku tak heran lantaran telah dua bulan lamanya perekonomian RI terguncang sejak masuknya covid-19. "(Mereka) dalam kondisi kesusahan perekonomian akibat covid-19, karena ada PSBB, perekonomian tak jalan, orang tak bisa berdagang, juga ramainya PHK," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/5).

Menurut Donny, langkah tersebut merupakan inisiatif dari masyarakat yang kebingungan mencari bantuan untuk mengganjal perut. Ia membayangkan keadaan pelik yang dihadapi para kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan, namun masih harus memberi makan istri dan anak.

Memang, pemerintah juga menggelontorkan bantuan demi meringankan beban terutama untuk masyarakat miskin, korban dirumahkan dan PHK, baik dalam bentuk bantuan sosial sembako mau pun tunai.

Namun, fenomena yang tengah terjadi saat ini menunjukkan bantuan yang diberikan tak memadai dan belum menyasar ke seluruh masyarakat yang membutuhkan. Sebab, bansos baru diberikan kepada mereka yang tercatat di arsip Kementerian Sosial.

"Berkaca dengan skema bansos sudah ada pendanaan dari RT/RW sampai ke pemerintah kota/kabupaten, tapi bansos baru diberikan kepada (penerima) data yg sudah terverifikasi," imbuh Donny.

Untuk itu, meski tak ingin berprasangka buruk, namun ia menyarankan masyarakat yang tengah membutuhkan bantuan untuk mendaftarkan diri ke platform yang memang dikelola untuk bansos. Menurutnya, platform seperti Kitabisa dapat dimanfaatkan, selain aman juga tepat sasaran.

Waspadai Data Pribadi

Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Alia Yofira mengingatkan para peninggal jejak nomor rekening akan bahaya yang mengintai. Ia bilang meski untuk orang awam nama dan nomor rekening memang tak bisa dipakai untuk meretas rekening bank, namun ada oknum yang mengintai data pribadi.

Data tersebut dapat dijual kepada pihak ketiga untuk digunakan untuk kepentingan yang tak bertanggungjawab. Apalagi, menurutnya, hingga saat ini belum ada UU perlindungan data pribadi sehingga sulit untuk korban melaporkan tindak kejahatan dunia maya (cyber crime).

"Nomor rekening bank dan nama sebenarnya sudah masuk ke definisi data pribadi. Data pribadi adalah data yang bisa mengidentifikasi seseorang jadi kalau misalnya ada no rekening dan nama berarti itu bisa dipakai untuk mengidentifikasi orang tersebut," imbuh Alia.

Meski tak menampik ada regulasi sejenis di dalam UU Perbankan yang mewajibkan merahasiakan keterangan akan data nasabah dan jumlah tabungan, namun ia menilai UU tersebut tak menjelaskan secara detail tentang pengelolaan data nasabah.

"Idealnya ada otoritas independen yang mengurusi implementasi UU data pribadi," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(wel/bir)

Let's block ads! (Why?)



"tren" - Google Berita
May 05, 2020 at 04:53PM
https://ift.tt/3fowJuC

Tren Pengemis Online Tebar 'Norek' di Saat Banjir BLT Jokowi - CNN Indonesia
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tren Pengemis Online Tebar 'Norek' di Saat Banjir BLT Jokowi - CNN Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.