Search

Terpopuler - Oleh-oleh dari Desa: Bahagia itu Masalah Hati

DI DESA ada seorang nenek yang jualannya sejak saya sekolah SD sampai kini tetap saja tak ada yang berubah, es sitrup campur kacang. Minuman sederhana yang hanya laku di desa dan pangsa pasarnya adalah anak-anak kecil yang uang sangu sekolahnya tidak seberapa. Dari sisi ilmu bisnis modern, nenek ini gagal dan menampakkan kegagalannya dengan tiadanya kemajuan omzet dan variasi dagangan.

Saat saya mudik saya sempatkan ketemu nenek ini dan bertanya tentang penghasilan dagangannya ini. Dengan tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang tinggal satu setengah beliau berkata: "Aduh nak, kalau keuntungan yang kamu maksud itu uang, ya tidak ada nak. Pas-pasan saja dengan modal. Tapi saya senang dan bahagia melihat bahagia dan cerianya anak kecil yang beli es sitrup saya ini. Itulah keuntungan saya."

Jawabannya sungguh menohok kesadaran saya yang sok modern ini yang terbiasa menyamakan keuntungan dengan uang. Keuntungan yang sesungguhnya adalah kebahagiaan hati. Buat apa perputaran bisnis lancar, tapi perputaran hidup tersendat-sendat dengan pertengkaran. Buat apa untung uangnya banyak, sementara keberuntungan hati tiada.

Orang modern itu sepertinya mulai terbiasa membendakan sesuatu yang sesungguhnya bukan benda, menilai dengan uang segala sesuatu yang pada asalnya harus dinilai dengan hati. Inilah yang menyebabkan lahirnya penyakit kekeringan spiritual dan kemunculan musim kemaraunya kebahagiaan dan keceriaan.

Kembali ke tradisi lama, retradisionalism, bisa jadi alternatif menemukan kembali kebahagiaan yang hilang. Salam, AIM. [*]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Terpopuler - Oleh-oleh dari Desa: Bahagia itu Masalah Hati : http://ini.la/2416854

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Terpopuler - Oleh-oleh dari Desa: Bahagia itu Masalah Hati"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.