Search

Hijrah Kaum Milenial: Dari Tren Menuju Substansi - detikNews

Jakarta -

Secara bahasa, hijrah berasal dari kata dasar hajara-yahjuru yang padanannya dalam Bahasa Indonesia adalah memutuskan, meninggalkan. Apa yang diputuskan dan ditinggalkan tentu tak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan Islam serta sosok Rasulullah Muhammad SAW, sebab secara historis, hijrah merupakan peristiwa perpindahan Nabi SAW beserta para sahabat dan pengikutnya dari Mekah menuju Madinah, dan jika membaca kembali berbagai referensi sejarah, kita juga mengetahui apa yang melatarbelakangi peristiwa fenomenal ini, sesuatu yang kemudian mengubah wajah peradaban dunia hingga saat ini.

Perihal (perintah) berhijrah sendiri tertulis dalam kalam Allah SWT. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al Baqarah ayat 218).


Ada tiga kata kunci pada ayat tersebut, yakni: iman, hijrah, dan jihad, yang ketiganya berjalin berujung kepada 'yarjuna rahmatallah', berharap mendapat rahmat (kasih sayang) Allah SWT. Dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir karya Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir dari Universitas Islam Madinah, ayat ini diturunkan untuk pasukan Abdullah bin Jahsy, karena ketika itu mereka bertanya kepada Rasulullah, 'apakah kami boleh mengharapkan diberi pahala para mujahidin dalam peperangan ini? maka Allah memberi tahu bahwa mereka mengharapkan pahala itu karena keimanan, hijrah, dan jihad mereka.

Berdasarkan hal tersebut, dapat kita ambil pelajaran bahwa hijrah itu dilakukan atas dasar keimanan, serta dilakukan dengan bersungguh-sungguh (jahada-mujahidu, asal kata dari jihad) dan semata-mata dilakukan untuk berharap rahmat Allah SWT yang bersifat al ghafur dan ar-rahiim. Di jaman now, hijrah secara kontekstual tidak semata dikaitkan dengan pergerakan/perpindahan fisik dari satu wilayah ke wilayah lain, melainkan segala bentuk upaya, ikhtiar manusia untuk berubah menjadi lebih baik lagi, meninggalkan dan memutuskan segala perbuatan (atau hal-hal) yang bersifat jahiliyah, kegelapan, menuju kebaikan yang islami, sesuai dengan tuntunan dan kaidah agama.

Belakangan di negeri +62 ini, fenomena hijrah naik daun. Tren ini terutama didorong oleh para pesohor dan milenial muslim kelas menengah di perkotaan yang behijrah dan mempromosikannya melalui berbagai posting di linimasa sosial medianya. Tren ini kemudian ditangkap dalam skala yang lebih besar, kita mungkin masih ingat akan festival bertajuk Hijrah Fest yang setidaknya digelar sejak dua tahun lalu. Fenomena hijrah ini juga mengundang ketertarikan beberapa kalangan untuk mendiskusikannya secara lebih akademik, saintifik, melalui berbagai diskusi dan seminar, bahkan ada yang membahasnya dari sudut pandang kebangsaan, nasionalisme, hingga radikalisme.


Sebagai sebuah keputusan individu yang sangat subyektif sifatnya, perilaku hijrah di era digital terutama oleh kaum milenial, tentunya akan sangat dipengaruhi latar belakang kehidupan, pendidikan, pergaulan dan lingkungan sekitar dimana mereka hidup, pengalaman spiritual dan kegamaan, serta banyak faktor lain. Maka tak heran jika terdapat banyak pintu-pintu bagi seseorang untuk lebih mengenal dan mencintai Islam, dan di era digital saat ini, salah satu pintu masuknya bisa melalui sosial media akibat kian populernya fenomena hijrah di kalangan milenial yang dipromosikan melalui sosial media.

Karena itu tak perlu risau ketika individu-individu ini (termasuk para pesohor), kemudian 'memamerkan' hijrah-nya di sosial media hingga menjadi trending topic. Tak perlu nyinyir ketika tren ini kemudian ditangkap para netpreneur menjadi peluang bisnis untuk menawarkan berbagai jenis produk dan jasa, riding the wave fenomena hijrah: dari mulai jilbab berlabel syar'i maupun halal, makanan, minuman properti, hingga alat pembayaran, dan masih banyak lainnya. Tentu sah-sah saja dan tak bisa disalahkan pula ketika fenomena spiritual ini kemudian terlihat dikomodifikasi menjadi brand dan gaya hidup yang populis.

Populisme itu mungkin yang saat ini terlihat lebih menonjol ketimbang substansi hijrah-nya sendiri. Dan disinilah para ulama, asatiz, ahli agama, orang-orang yang sudah lebih dahulu paham - dapat berperan besar untuk meluruskan kembali motivasi dan proses berhijrah ini agar tetap on the right track sesuai tuntunan agama dan sunnah Rasulullah SAW.

Harapannya tentu saja agar kaum milenial yang berhijrah ini tak semata ikut arus untuk mengakomodir kebutuhannya akan identitas spiritualismenya secara instan, melainkan lebih jauh lagi mengarah kepada mendalami, serta memahami Islam secara kaaffah, sebelum mengamalkannya dalam perilaku hidup keseharian.
Maka sangat penting bagi kaum milenial yang berhijrah ini untuk tak bosan mempelajari dan mendalami islam, berguru kepada para ulama, ustaz, dan guru agama, mendatangi majelis-majelis ilmu dan majelis-majelis zikir, serta mendengarkan nasihat-nasihat dari para cendekiawan Islam dan narasumber yang kredibel.

Karena sejatinya proses berhijrah - sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dan para sabahat, merupakan awal, kunci pembuka untuk perjalanan spiritualisme yang lebih panjang dan lebih kaaffah. Hijrah bukan tujuan, bukan sekedar lifestyle goal maupun panjat sosial demi popularitas sesaat, tapi merupakan stepping stone bagi pencarian makna spiritualitas yang lebih dalam, lebih intens, lebih kontemplatif, dan lebih substantif. Sebab sebagaimana diingatkan Allah SWT, hijrah itu didasarkan atas keimanan, dilakukan secara bersungguh-sungguh dan semata-mata berharap ridho dan rahmat Allah SWT.

Wallahu a'lam bish-shawab

Agus Hidayat

Praktisi Komunikasi dan Pengelolaan Reputasi

Alumni Pondok Pesantren Mahasiswa dan Sarjana Ulil Albaab, Bogor.

*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih (Redaksi)--

(erd/erd)

Let's block ads! (Why?)



"tren" - Google Berita
August 22, 2020 at 08:29AM
https://ift.tt/32iKyW5

Hijrah Kaum Milenial: Dari Tren Menuju Substansi - detikNews
"tren" - Google Berita
https://ift.tt/2FjbNEI
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hijrah Kaum Milenial: Dari Tren Menuju Substansi - detikNews"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.