INILAHCOM, Jakarta - Secara teknikal, IHSG mencoba rebound dan keluar dari tekanan jual jangka pendeknya. Pola three white soldiers yang terbentuk pada IHSG menunjukan bahwa indeks sedang mencoba bergerak menguat.
Menurut praktisi pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, namun jika dicermati pada grafik di bawah ini, terlihat bahwa IHSG masih berada pada fase konsolidasi dalam channel tren turun jangka pendeknya, dengan bergerak di rentang kisaran 6.337-6.537.
Penembusan ke atas 6.537 akan membuka peluang bagi IHSG menuju level tertingginya tahun ini di level 6.581 lagi. "Indikator teknikal Stochastic telah bergerak naik, sedangkan MACD mulai berbalik arah dan berpeluang terjadi golden cross lagi. Dari kondisi ini menunjukan bahwa IHSG terlihat mulai mengalami reversal," katanya, Minggu (17/3/2019).
IHSG berpeluang membentuk pola bullish flag pattern dan saat ini sedang mengalami pause atau berkonsolidasi membentuk flag-nya. Pola ini akan terkonfirmasi apabila IHSG mampu menembus ke atas level 6.581. "Jika mampu menerobos ke atas level tersebut maka terbuka peluang bagi IHSG untuk menuju level tertinggi sepanjang sejarah yang pernah di capai pada bulan Februari tahun lalu di level 6.693."
Untuk pekan ini perhatian pelaku pasar akan tertuju pada RDG BI pada hari kamis yang akan membuat keputusan terkait suku bunga acuan. Diperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan tetap berada di level 6%. Sementara dari luar negeri, cukup banyak data dan agenda ekonomi penting yang akan dirilis dan menjadi perhatian para investor pada pekan ini, di antaranya adalah Senin 18 Maret 2019: Rilis data perdagangan Jepang.
Selasa 19 Maret 2019, ebijakan moneter dan suku bunga Bank Sentral Australia (RBA), Rilis data pendapatan Inggris, Brexit Vote. Rabu 20 Maret 2019, rilis data inflasi Inggris, Kebijakan suku bunga dan proyeksi ekonomi AS oleh The Fed.
Kamis 21 Maret 2019, rilis data pekerjaan Australia, rilis data penjualan ritel, kebijakan moneter dan Suku bunga Inggris, KTT ekonomi zona euro. Jumat 22 Maret 2019, rilis data inflasi Jepang, rilis data manufaktur Jerman.
Wall Street Bangkit
Bursa Wall Street menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan dipimpin oleh saham-saham sektor teknologi. Adanya titik cerah dalam pembicaraan perdagangan antara China dengan AS, turut memberi sentimen positif ke pasar.
Kantor Berita Xinhua melaporkan China dan AS membuat kemajuan substansial dalam pembicaraan perdagangan, walaupun kesepakatan antar dua pihak ini tidak akan terjadi sampai akhir Maret 2019. Dow Jones ditutup naik 138,93 poin (+0,54%) menjadi 25.848,87, S&P 500 menguat 14 poin (+0,50%) menjadi 2.822,48 dan Nasdaq menambahkan 57,62 poin (+0,76%) menjadi 7.688,53.
Untuk sepanjang pekan, ketiga indeks bursa saham utama AS berakhir menguat, dengan indeks S&P 500 membukukan kenaikan mingguan terbaik sejak akhir November lalu dan indeks Nasdaq memiliki kenaikan mingguan terbaik sepanjang tahun ini. Dalam sepekan, Dow Jones naik +1,57%, S&P 500 menguat +2,89% dan Nasdaq melonjak +3,78%.
Asing Net Buy Lagi
Dari dalam negeri, IHSG berhasil menguat 47,91 poin (+0,75%) ke posisi 6.461,18 pada perdagangan akhir pekan. Investor asing membeli saham dengan mencatatkan net buy sebesar Rp407 miliar di pasar regular.
Secara mingguan, IHSG berhasil rebound dengan ditutup menguat +1,22%, namun investor asing tercatat membukukan net sell sebesar Rp1,23 triliun dalam sepekan. Sementara sejak dari awal tahun ini, IHSG telah memberikan return +4,31%, dengan investor asing tercatat masih membukukan net buy sebesar Rp4,18 triliun di pasar reguler.
Rebound kenaikan IHSG pada pekan lalu terjadi berkat reli kenaikan selama 3 hari beruntun jelang akhir pekan. Faktor eksternal dari China dan Uni Eropa yang melakukan revisi pertumbuhan ekonominya, sempat menahan laju IHSG di awal pekan. Namun IHSG berhasil bangkit berkat data neraca dagang Februari yang diumumkan oleh BPS pada akhir pekan diluar dugaan mengalami surplus sebesar US$330 juta, jauh melebihi konsensus pasar yang memperkirakan bahwa neraca dagang bakal mengalami defisit US$ 840 juta.
Sebelumnya lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings telah mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia pada level BBB/outlook stabil (Investment Grade) pada kamis lalu tanggal 14 Maret 2019. Kondisi ini memberi kepercayaan diri bagi pelaku pasar bahwa stabilitas fundamental makroekonomi domestik masih terjaga dan pertumbuhan ekonomi nasional masih terlihat stabil.
Kondisi ini yang membuat IHSG bergerak rebound setelah menyentuh level terendah di 6.337 pada tengah pekan lalu.
Selain sentimen domestik, rebound IHSG juga dipengaruhi oleh kenaikan mayoritas bursa saham utama dunia, seiring menguatnya optimisme investor akan negosiasi perdagangan AS-China.
Selain itu meredanya isu Brexit setelah hasil penyelenggaraan voting parlemen Inggris terkait dengan perpanjangan deadline Brexit yang diloloskan oleh parlemen. Sentimen tersebut diyakini akan memberikan sentimen positif bagi para pelaku pasar global.
Baca Kelanjutan Terpopuler - IHSG Coba Lanjutkan Kebangkitan : https://ift.tt/2W50shOBagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - IHSG Coba Lanjutkan Kebangkitan"
Posting Komentar