HARUS dijadikan keyakinan bahwa orang yang beriman itu mustahil diberikan kesengsaraan dan kejelekan oleh Allah. Jika suatu saat ditimpakan padanya sesuatu yang tidak disuka atau tidak diberikan kepadanya sesuatu yang dia suka dan pinta, maka sesungguhnya kedua keadaan itu diterjadikan oleh Allah untuk mengantarkannya pada suatu kebaikan.
Sayangnya adalah bahwa kebanyakan manusia "terlalu cepat" berburuk sangka pada Allah. Itulah yang menjadikan akhir yang baik tertunda bahkan gagal diperolehnya.
Sepertinya kita harus banyak belajar mencari dan membaca hikmah dari setiap kejadian.Pembacaan hikmah itu mungkin dilakukan dengan baik jika sebelumnya telah tertanam tauhid secara mantap dalam benak dan hati kita.
Masalahnya adalah dimana kita belajar tauhid, kepada siapa dan kapan? Untuk saat ini kita mulai dengan satu pertanyaan awal: "apa kita punya waktu belajar tauhid, sementara waktu yang ada sepertinya penuh dengan urusan uang, uang dan uang." Sempatkan mengelus dada dan bertanya sampai dimana pelajaran tauhid kita, sekuat apa keyakinan kita, lalu "luangkan waktu" untuk menguatkan tauhid kita. Salam, AIM. [*]
Baca Kelanjutan Terpopuler - Tauhid, Prasangka Baik dan Kenyamanan Hidup : http://ini.la/2416496Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Tauhid, Prasangka Baik dan Kenyamanan Hidup"
Posting Komentar